MATA BATIN

Part 1

Di sebuah sekolah menengah atas, seorang anak gadis bernama Jihan yang duduk dikelas 10 Mipa 2. Ia merasa janggal, sebab teman sebangkunya akhir akhir ini tidak pernah masuk dan selalu absen. Jihan yang merasa hawa yang tak enak pun ingin menguaknya. Ia tak sendirian, ia mengajak 2 sahabatnya yaitu Bagas dan Arga. Jihan memang jarang bahkan tak mempunyai teman wanita, justru ia bergaul dengan lawan jenisnya. Entah kenapa ia dijauhi seperti itu.

Sore ini, ia memberitahu lewat pesan kepada sahabatnya itu untuk bertemu di depan sekolah pada pukul 10 malam. Sang sahabat pun meng-iyakan walau mereka merasa aneh dengan Jihan.

Sekarang jam 10 malam tepat. Ketiga manusia kini berada di depan sekolahnya yang suram dan mencekam.
“Ini kenapa kita malem malem kesini?” Tanya Bagas.
“Tau, lo mau buat konten uji nyali ya Han?” Tanya Arga.
“Bukan, kita akan menjadi detektif” Jawab Jihan, sontak membuat keduanya mengerenyitkan dahinya bingung.
“Hah detektif? Ga salah?” Tanya Arga.
“Udah, kalian ikutin gue aja, sekarang kita manjat nih pager abis itu kita masuk ke kelas gue” Ujar Jihan.
Tak banyak debat lagi mereka memanjat pagar. Dan akhirnya berhasil. Mereka pun berjalan dengan pelan menuju kelas Jihan. Namun saat melewati lorong tiba tiba.

Hihihihihihi
“HEHH! APAAN TUH?!” Kaget Bagas.
“Anjir woi, balik yuk takut nih gue, mana dingin bet lagi” Ujar Arga.
“Apaan sih! Kalian tuh laki ya! Masa iya sama begituan dan mleyot? Udah jalan aja!” Kesal Jihan.

Sesampainya mereka di kelas Jihan, perlahan Jihan pun membuka kenop pintu tersebut. Dan…

“HEHH WOII ITU APAAN?! Udah Han balik yuk” Takut Bagas.
“Tau Han, gue mau ngompol ini…” Ujar Arga seraya menyembunyikan pandanganyya di balik badan Bagas.

Namun Jihan tak memedulikan mereka, Jihan justru berjalan menuju makhluk yang berwujud seorang pelajar siswi, dengan seragamnya dipenuhi noda darah seraya menunduk lesu dan duduk di samping bangku Jihan.

“Heh Han! Lo gila ya?!” Ujar Bagas.
“Balik Han balik!” Sambung Arga.

Sekarang Jihan duduk tepat didepan makhluk itu. Lalu Jihan mencoba berkomunikasi dengan dia.
“Aku tau itu kamu..” Ujar Jihan.
“Kenapa kamu bisa seperti ini? Boleh dijelaskan?” Tanya Jihan.
menjawab pertanyaan Jihan, justru makhluk itu malah tertawa cekikikan. Dan mampu membuat Bagas dan Arga terduduk lemas.
“Ya tuhan, aku mau pulang..” Ujar Bagas.
“Makk Arga takut mak!” Ucap Arga.

Seketika makhluk itu menghilang. Dan Jihan pun berlari mengejarnya.
“Kalian berdua ikut gue!” Ujar Jihan saat melewati Bagas dan Arga.
“Hoi Han tungguu..!!” Ujar mereka lalu berlari menyusul Jihan.

Jihan pun melangkahkan kakinya menuju arah rooftop. Saat sampai ditengah tangga Jihan pun berhenti.
“Eh, kalian berdua denger ga?” Tanya Jihan.
“Udah Han, jangan nakut nakutin napa” Ujar Bagas.
“Balik yok Han, dah lemes banget ini gue, bentar lagi mau pingsan” Ucap Arga.

“Pokoknya kalian jangan takut berlebihan! Apalagi pikiran kalian kosong! Mau kalian kesurupan?” Tanya Jihan.
“Ya ngga lah! Lo punya mata batin ya Han? Kok lo bisa sih komunikasi sama makhluk tadi?” Tanya Bagas.
“Tau nih kaga cerita lo ah!” Sambung Arga.

“Gue emang dah punya dari gue masih kecil, nah sekarang gue mau ngungkap perkara temen sebangku gue ilang beberapa hari ini, nah gue dapet petunjuk dalem mimpi disuruh ke sekolah malem malem, nanti katanya bakal tau sendiri gitu” Ujar Jihan panjang lebar.

Tiba tiba…
Hihihihihihihi
Suara ketawa pun kembali menggelegar. Jihan dengan segera menuju ke arah rooftop dengan diikuti oleh Bagas dan Arga.

Sesampainya di rooftop Jihan mendapati pemandangan yang sangat mengejutkan.
“Edzgar!” Teriak ketiganya terkejut. Pasalnya makhluk tadi tengah mencekik Edzgar.
“Sena… gue mohon lepasin Edzgar” Pinta Jihan.
Makhluk yang bernama Sena itu pun kembali tertawa dengan keras membuat siapapun yang mendengarnya ingin sekali berlari ketakutan.
“Tau apa kau soal aku ha? Jangan hentikan aku kalau kau tak mau kena imbasnya!” Ujar Sena seraya mengeratkan cekikannya kepada Edzgar.

Jihan mencoba menerawang ada hubungan apa Edzgar dengan Sena.
Kini tubuh Jihan berada di dalam gudang sekolah. Ia melihat ke arah pintu gudang, masuklah kedua sejoli yang tak lain adalah Edzgar dan Sena.

“Kenapa mereka ke gudang saat waktu pulang sekolah?” Gumam Jihan.

Jihan melototkan matanya tak percaya. Edzgar melakukan aksi bejatnya, yaitu melecehkan Sena. Sena pun mengancam Edzgar akan melaporkan aksinya ke polisi.
Edzgar yang kalut dengan emosi kini mengambil sebuah kursi tak terpkai dan..

Brakk!!
Kursi itu dihantamkan bertubi tubi ditubuh Sena hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya.

“Astaga…” Lirih Jihan.

Lalu Jihan melihat Sena yang dimasukan jasadnya ke dalam lemari kecil lalu Edzgar meninggalkannya begitu saja.

Slap!
“Hah hah huh” Engos engosan Jihan seakan ia habis maraton. Padahal ia diam disitu saja sedari tadi.
“Setelah apa yang kau lihat, apakan pantas dia hidup? Dia juga harus mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan!” Ujar Sena lalu tertawa kembali.
“Sudah Sena.. hilangkan dendamnu, tak sepatutnya kamu seperti ini, seharusnya kamu sudah tenang. Biar Edzgar yang kami urus, kamu kembalilah ke alam mu” Pinta Jihan.
“Hihihi, persetan dengan tenang! Aku tak akan tenang sebelum dia mati ditanganku!” Jawab Sena.

“T-tolong maafin aku, a-aku janji bakalan tanggung jawab” Lirih Edzgar.
“Sudah terlambat! Sudah jadwalnya kau mati ditanganku!!” Ujar Sena lalu mendorong Edzgar dari atas rooftop.

Bruukk!!
“Ya tuhan..” Ujar Bagas dan Arga yang masih tercengang dengan pemandangan di depannya.
“Sudah puas kau? Sekarang pergi sebelum aku mengusirmu dengan paksa!” Kesal Jihan.

Sena pun tertunduk.
“Maaf aku telah membuat kekacauan yang terjadi, aku akan pergi, aku minta tolong. Tolong beritahu ke pihak atau keluargaku jasadku yang berada di gudang. Aku akan berterima kasih padamu” Ujar Sena lalu pergi selayaknya awan.

“Sial! Gue gagal lagi!” Kesal Jihan seraya menahan tangisnya. Pasalnya ia gagal menghentikan perbuatan Sena yang membunuh Edzgar.
“Sudah Jihan kamu jangan salahkan dirimu” Ujar Bagas menenangkan.
“Betul itu, ini juga sudah hukum alam” Lanjut Arga.

Besoknya di SMA Atmawijaya 02 gempar akan penemuan Edzgar meninggal terjatuh dari atas rooftop dan penemuan jasad Sena di gudang. Kini sekolah dipulangkan lebih cepat agar tak menjadi pusat perhatian.

Namun kini Jihan, Bagas, dan Arga tengah berada di atas rooftop tempat kejadian dimana arwah Sena membunuh Edzgar dengan cara menjatuhkannya dari atas rooftop.

Jihan memegang kedua tangan sahabatnya itu lalu berpesan.
“Inget! Kejadian ini hanya kita aja yang mengetahuinya! Jangan sampai ada yang membocorkan, atau nanti yang bersangkutan akan marah. Biarlah cerita dari Sena dan Edzgar menjadi pembelajaran hidup bagi kita untuk selalu waspada dan berhati hati dalam berperilaku” Ujar Jihan.

Bagas dan Arga pun mengangguk setuju. Lalu ketiganya meninggalkan tempat kejadian tersebut.
“Semoga kalian berdua tenang disana…” Batin Jihan.

Selesai sudah mengungkap masalah kematian teman sebangkunya. Kini Jihan mempersiapkan dirinya dan begitu pula dengan Bagas dan Arga yang sudah seperti asisten detektif. Kini mereka siap mengungkap permasalahan atas kematian yang janggal di kasus kasus berikutnya.

BERSAMBUNG

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai